Selasa, 22 April 2014

Habis Gelap Terbitlah Terang

Renungan
21 April, telah tiba. Berbagai aktifitas kewanitaan digelar. Pakaian kain dan kebaya menghiasi setiap sudut negeri sebagai tanda peringatan jasa besar sang pahlawan wanita RA Kartini yang demikian terkenal dan sengaja dikenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia.
RA Kartini adalah sosok legendaris, pendobrak kekakuan adat dan tradisi keraton yang biasa memingit wanita, menuju sebuah kebebasan memperoleh pendidikan dan mengeluarkan pendapat. Demikian agung sosok RA Kartini dimata kaum feminis Indonesia. Dianggap sebagai pelopor gerakan emansipasi, gerakan menyamakan derajat antara pria dan wanita yang sudah sejak Islam diturunkan telah diangkat demikian tinggi oleh Sang Pencipta. Namun sering dilupakan apa sebenarnya yang diinginkan oleh seorang RA Kartini.
Bila kita buka lembar demi lembar surat-surat RA Kartini yang dikumpulkan menjadi buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”, maka kita akan tahu apa sebenarnya yang Ibu RA Kartini inginkan.
Beliau tidak mau mengerjakan segala sesuatu yang beliau tidak tahu apa makna yang harus beliau kerjakan, seperti ketika beliau disuruh sholat dan membaca Al Qur’an tanpa tahu apa isi bacaan yang beliau baca.
Beliau ingin setiap wanita mendapatkan pendidikan yang layak, sehingga mereka dapat mendidik anak-anaknya secara baik dan benar. Bisa berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tidak terkungkung dalam kesunyian dan kekolotan adat. Namun juga bukan hanya sekedar untuk meraih prestasi, dan mengejar karir diluar rumah sambil melupakan atau berlepas diri dari kegiatan kerumah tanggaannya. Membiarkan anak-anak besar bersama pembantu rumah tangga yang memiliki pendidikan pas-pasan dan serba terbatas.
Pemikiran-pemikiran beliau yang semula lebih mengagungkan Barat daripada bangsanya sendiri mulai bergeser setelah beliau mendapatkan pengetahuan dan mengerti kandungan Al Qur’an yang dia peroleh dari pengajian. Hingga tercetuslah perkataan “habis gelap terbitlah terang”, yang beliau dapatkan ketika memahami isi surat Al Baqarah ayat 257. “Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) menuju cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal didalamnya”.
Kini saatnya, kita kaum muslimah menyadari, untuk tidak mengikuti secara mentah-mentah apa yang digembar-gemborkan oleh kaum feminis. Untuk menuntut hak, meminta persamaan derajat dengan kaum pria dan meminta jatah 30% di parlemen. Karena bila para muslimah memiliki prestasi, segala kedudukan akan dengan sendirinya tersandang tanpa harus diminta. Insya Allah. Wallahu ‘a’lam bishshowab.

0 komentar:

Posting Komentar